Menyajikan berita dan kabar terbaru sesuai fakta

Muhammad Sulton Habibulloh: Petani Muda yang Sukses Menjadi Jutawan Melalui Budidaya Melon di Wonogiri

Merakyat.my.id- Muhammad Sulton Habibulloh, seorang petani muda dari Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, telah meraih kesuksesan finansial melalui budidaya melon. Dengan setiap panen, ia mampu meraup puluhan juta rupiah.


Sulton mulai menanam melon pada tahun 2022. Sebagai petani pemula, ia langsung menanam 1.000 tanaman melon varietas Inthanon Golden Emerald di lahan seluas 500 meter persegi. Dalam setahun, ia dapat panen hingga tiga kali. "Saya sudah menanam enam kali, tetapi hanya lima kali berhasil panen. Satu kali gagal pada percobaan kedua," ungkap Sulton saat diwawancarai di kebunnya pada Jumat, 2 Agustus 2024.

Pria berusia 27 tahun ini mengungkapkan bahwa memasarkan hasil panennya tidaklah sulit. Melon varietas unggulan yang ditanamnya belum banyak dibudidayakan di Kabupaten Wonogiri, sehingga memiliki daya tarik tersendiri di pasaran.

Pada panen kali ini, Sulton memilih metode penjualan "open farm", di mana pembeli dapat datang langsung ke kebunnya untuk memetik dan memilih sendiri melon yang diinginkan. Metode ini juga memberikan pengalaman langsung kepada pembeli untuk memanen melon di kebun. Dari lima kali panen yang telah dilakukan, Sulton sudah dua kali menggunakan metode penjualan open farm, sedangkan hasil dari tiga panen lainnya dijual ke perusahaan yang memasok supermarket. Sulton memang menargetkan konsumen kelas menengah. “Jujur saja, lebih menguntungkan menjual dengan cara open farm seperti ini,” ujarnya.

Sulton menjelaskan bahwa harga jual melon ke perusahaan untuk supermarket adalah Rp20.000 per kilogram, sementara harga jual langsung kepada konsumen melalui open farm sekitar Rp27.000 per kilogram. Setiap tanaman melon di kebunnya dibiarkan berbuah hanya satu, meskipun satu batang bisa menghasilkan banyak buah. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas buah yang dihasilkan baik dari segi ukuran dan rasa. Setiap tanaman menghasilkan melon dengan berat rata-rata dua kilogram. Dengan populasi 1.000 tanaman, Sulton dapat memproduksi sekitar 2 ton melon setiap panen.

 Menghitung Keuntungan dan Tantangan

Jika dihitung, omzet yang diperoleh Sulton dalam sekali panen dengan harga Rp27.000 per kilogram bisa mencapai sekitar Rp54 juta. Sementara itu, biaya tanam dan pemeliharaan melon per siklus tanam berkisar antara Rp14 juta hingga Rp17 juta. Siklus tanam melon varietas Inthanon berlangsung sekitar 70 hari.

“Tapi ya namanya usaha, tetap ada tantangan dan kendalanya. Menanam melon ini seperti merawat bayi. Harus telaten, setiap hari harus dirawat. Musuhnya hama virus yang sering menyerang daun,” ucapnya.

Sulton mengakui bahwa dirinya tidak memiliki latar belakang dalam bidang pertanian. Ia memulai usaha ini bersama saudaranya dengan modal nekat. Awalnya, adiknya mencoba bercocok tanam hortikultura seperti terung dan timun, kemudian mereka melihat potensi besar dalam budidaya melon.

“Kebetulan sekarang adik saya malah fokus belajar ilmu agribisnis. Dia kuliah jurusan agribisnis, sekarang sudah semester III. Jadi, kami sering berbagi ilmu, dan saya banyak belajar dari dia,” kata Sulton.

Ia menambahkan bahwa lahan tempatnya menanam melon adalah lahan sewa. Sulton menyewa lahan kas desa tersebut selama 10 tahun. Sebelumnya, lahan itu tidak produktif, namun di tangannya, lahan tersebut kini menjadi produktif dan menguntungkan.

“Melon ini kan tanaman hortikultura, jadi kebutuhan airnya tidak banyak. Malahan, kalau musim penghujan begitu, kami berani tidak menyirami tanaman walaupun di greenhouse. Tanaman melon ini kurang suka lembap, lebih suka panas [kering]. Jadi cocok ditanam saat kemarau,” ujarnya.

 Bumitama Farmhouse: Kebun yang Menginspirasi

Sulton menamai kebunnya Bumitama Farmhouse, yang terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar pertanian hortikultura. Ia berharap apa yang ia kerjakan dapat menginspirasi dan dilakukan oleh anak-anak muda lainnya.

Salah satu pembeli di Bumitama Farmhouse, Nanik, mengaku puas dengan kualitas melon di kebun tersebut. Menurutnya, harga Rp27.000 per kilogram sangat sepadan dengan rasa manis dan daging buah yang tebal. “Saya sudah beberapa kali beli di kebun itu kalau waktunya panen. Rasanya paling manis dibandingkan jenis melon lain,” kata Nanik salah seorang pembeli.

Editor: Sutrisno Bachtiar Yusuf
Sumber: FB Peternak Inovatif 

Lebih baru Lebih lama
Menyajikan berita dan kabar terbaru sesuai fakta

Formulir Kontak